Rumah sederhana di Kawasan Jalan Terboyo Wetan RT1 RW 1, Semarang itu, nyaris setiap hari banyak dikunjungi orang. Mereka datang untuk berobat kepada Sugiono untuk menyembuhkan penyakit gigi yang dideritanya.
Pengobatan yang dilakukan Sugiono bisa terbilang unik. Jika dokter gigi menggunakan sejumlah peralatan modern, Sugiono cukup menggunakan biji terong yang sudah dikeringkan.
Sebelum melakukan pengobatan, Sugiono harus mempersiapkan sejumlah peralatan yang bisa dibilang sederhana. Di antaranya batok kelapa berbambu atau biasa disebut semprong, lempengan genting yang dipanaskan, dan biji terong sebagai senjata pamungkas.
Sugiono kemudian memanaskan dua lempengan genting, yang nantinya akan digunakan untuk membakar biji Terong itu. Sebuah nampan almunium berisi air, dan ditengah tengah nampan diletakkan sebuah kayu bulat untuk meletakkan lempengan genting yang sudah dipanaskan.
Di atas lempengan genting panas itu, Sugiono kemudian melatakkan biji-biji terong yang sudah dikeringkan. Setelah diberi minyak tanah, biji terong akan terbakar dan menimbulkan asap.
Batok kelapa yang sudah dimodifikasi dengan diberi bambu sepanjang 30 sentimeter itu lalu ditutup. Asap keluar dari ujung bambu sehingga langsung masuk ke dalam mulut pasien.
Setiap orang harus melakukan lima kali pergantian biji terong, dan setiap kali pembakaran mereka harus menahan selama satu menit agar asap tidak keluar dari mulut.
Setelah lima kali penggantian biji terong, nampan yang sudah berisi air itu akan munculah ulat ulat putih dengan ukuran sangat kecil. Sugiono menjelaskan ulat putih itu berasal dari gigi yang membuat sakit penderita.
Saat ditemui di kediamannya, Sugiono mengaku merupakan generasi ke-3 dalam bisnis pengobatan alternatif itu. Buyutnyalah yang pertama kali melakukan praktik itu berpuluh puluh tahun lalu, yang kemudian diteruskan oleh ayahnya.
Dia sendiri baru menekuni pengobatan alternatif itu mulai 2002 lalu. Dia mendapat warisan ilmu dari ayahnya, yang terkenal dengan julukan Mbah Sumo.
Sugiono menyakini, cara unik ini tidak saja menyembuhkan sakit gigi namun juga membuat mulut pasien jauh dari bau mulut yang kadang mengganggu pergaulan.
Tarif pengobatan sendiri tak pernah ditentukan oleh Sugiono. Karena buyutnya berpesan untuk melakukan pengobatan itu dengan iklas, dan jangan pernah meminta imbalan kecuali bila si pasien yang memutuskan untuk memberinya
Alhasil pada akhir minggu atau hari libur, jumlah pasien yang datang ke rumah Sugiono semakin banyak. Mereka mengaku cocok dengan pengobatan alternatif yang dilakukan Sugiono.
Seperti diungkapkan Marendra Gutama, warga Bangetayu. Awalnya dia mendengar tentang kehebatan pengobatan alternatif Sugiono ini dari temannya. Penasaran, dia pun mencoba pengobatan di Gang Macan ini.
Setelah melakukan pengobatan Sugiono beberapa kali, sakit gigi yang biasa menyerang setiap pagi hari hilang. Selain itu, Marendra mengaku mulutnya terasa hangat usai melaksanakan pengobatan tersebut.
sumber asli : okzone.com
This is one of the good article which i have seen today.
BalasHapusThank you very much for sharing such a quality work.
Regards:
pkr hosting
This is best article and enough informative. thanks for sharing such type of article which are always helpful for us.General Insurance ERP
BalasHapus